Jumat, 11 Desember 2015

TRIBOLOGY PELUMAS



TRIBOLOGY PELUMAS

Tribology berasal dari kata tribos (bahasa Yunani yang berarti rubbing, dan logy atau logia artinya studi. Tribologi adalah studi tentang interaksi atau rubbing dari permukaan yang saling bergerak relatif.. Walaupun penggunaan pelumas sudah dimulai sejak jaman kuno, misalnya pada peralatan seperti roda pembuatan keramik, engsel pintu, roda kereta, seluncur untuk menyeret batu besar/patung di Mesir dll. Namun pembahasan secara ilmiah terhadap teknologi pelumas dan pelumasan ini relatif baru. Perumusan pertama hukum tribologi baru mengemuka pada abad 15, pada saat itu insinyur-artis, Leonardo da Vinci (1452- 1519), menemukan bahwa gaya friksi sebanding dengan gaya normal. Terminologi TRIBOLOGI diperkenalkan baru sekitar tahun 1966 sebagai ilmu sain tentang friksi (friction), keausan (wear) pelumasan (lubrication), dan sudah digunakan secara global untuk menggambarkan aktifitas yang jangkauannya luas ini. Friction biasanya merupakan cabang ilmu dari bidang teknik mesin ataupun fisika. Wear biasanya bagian dari ilmu bahan atau metalurgi. Lubrication adalah cabang Dengan demikian tribologi adalah ilmu indisipliner dalam semua aspek, dan memberikan dasar sain untuk memahami fenomena gesekan dan pelumasan dalam sistim tribologi. Efisiensi pelumasan dan aplikasi pelumas selanjutnya tergantung pada paremeter kunci seperti konsistensi, properti aliran atau viskositas untuk cairan yang selalui muncul pada semua aspek pelumasan.
Sementara friksi adalah gaya yang menahan gerakan sliding atau rolling satu benda terhadap benda lainnya. Friksi merupakan faktor yang penting dalam mekanisme operasi sebagian besar peralatan atau mesin. Friksi besar (high friction) dibutuhkan untuk bekerjanya mur dan baut, klip kertas, penjepit (tang catut), sol sepatu, alat pemegang dll. Gaya friksi dibutuhkan pada saat kita jalan agar tidak terpeleset. Friksi juga dibutuhkaan agar dapat menumpuk pasir, apel dll. Namun friksi juga merupakan tahanan tehadap gerakan yang bersifat merugikan.20% tenaga mesin mobil dipergunakan untuk mengatasi gaya friksi pada elemen mesin yang bergerak. Oleh karena itu friksi kecil (low friction), dikehendaki untuk benda yang bergerak seperti mesin tenaga (engine), ski, elemen arloji/jam dll. Disamping itu juga dibutuhkan friksi konstan (constant friction ) yaitu untuk rem, dan kopling agar geakkan tidak tersendat sendat. Friksi telah dipelajari sebagai cabang mekanika beberapa ratus tahun yang lalu, dan hukum dan metode untuk memperkirakan besarnya friksi telah diketahui 2 abad lalu. Manun mekanisme friksi, yaitu proses hilangnya energi jika dua permukaan saling bergesek tidak dapat diterangkan dengan baik.
Keausan (wear) adalah hilangnya materi dari permukaan benda padat sebagai akibat dari gerakan mekanik. Keausan umumnya sebagi kehilangan materi yang timbul sebagai akibat interaksi mekanik dua permukaan yang bergerak slidding dan dibebani. Ini merupakan fenomena normal yang terjadi jika dua permukaan saling bergesekan, maka akan ada keausan.atau perpindahan materi Contohnya uang logam manjadi tumpul setelah lama dipakai akibat bergesekan dengan kain dan jari manusia. Pensil mejadi tumpul akibat bersesek dengan kertas, jalan kerena menjadi legok atau


tumpul akibat digelindingi oleh roda kereta terus menerus.. Hanya makhluk hidup (sendi tulang) yang tidak rusak akibat keausan disebabkan memilki kemampuan penyembuhan diri. Dengan pertumbuhan. Namun ada juga organ yang tidak punya kemampuan pulih, misalnya gigi. Studi tentang keausan secatra sistematik dihampat oleh dua faktor utama yaitu; 1. Adanya sejumlah mekanisme proses keausan yang bekerja terpisah. 2. Kesulitan mengukur jumlah kecil materi yang terlibat. Kesulitan ini dapat diatas menggunakan teknik penelusuran (tracer techniques) isotop radioaktif yang memnungkinakn pengukuran jumlah kecil.
Fenomena yang menjadi perhatian tribology sangat fundamental dan sering ditemui dalam kehidupan manusia, dalam lingkungan benda padat. Aplikasi tribologi yang telah memberikan kemudahan bagi kehidupan kuno, juga diperlukan bagi kehidupan modern, seperti yang terdapat pada banyak sistim mekanik yang bekerja berdasarkan nilai friction, lubrication and wear. Dilain pihak dapat dijumpai efek tribologi yang menciptakan kebisingan, sehingga diperlukan kehati hatian dalam mendesain sistim, agar tidak menciptakan ketidak nyamanan akibat masalah friksi ataupun keausan berlebihan. Secara umum dapat dikatakan bahwa friksi biasanya membuang energi yang cukup besar, sedangkan keausan adalah membuang waktu produksi, karena harus mengganti komponen mesin. Oleh karena itu tribologi mendapatkan perhation yang semakin meningkat karena disadari bahwa energi yang terbuang akibat friksi dan wear sangat besar (di USA lebih dari 6% Gross National Product [GNP]). Oleh karena itu potensi yang dijanjikan dengan memperbaiki pengetahuan tribologi juga akan besar. Seiring dengan perkembangan peralatan modern yang sangat komplek, kecepatan dan panas tinggi, tribologi menawarkan suatu metode mengendalikan keausan berdasarkan pendekatan sistematis dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti mekanika fluida, metalurgi, fisika-kimia permukaan dan pelumas. Tujuan Penerapan Tribologi • Meningkatkan pengertian apa yang terjadi diantara dua permukaan yang salingbergesek.
• Mengoptimalkan unjuk kerja peralatan
• Mengurangi keausan dan konsumsi energi Strategi Penyelesaian Berdasarkan :
• Pengetahuan yang mendalam tentang mekanisme dasar pelumasan,.
• Pengembangan pelumas yang dapat memberi unjuk kerja baik pada kondisi temperatur, tekanan,   dan lingkungan tertentu.
 • Penyempurnaan desain dan geometri componen mesin yang mengurang
Penerapan pengetahuan tribologi menjajikan penghematan sebagai berikut:
• Manpower savings.
• Lubricant savings.
• Invesment saving.
• Less frictional dissipation Longer life of machines.
• Fewer breakdown.
• Less mantenance and replacement.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar